Jumat, 08 April 2011

Ulat Bulu Menyerang Kota Probolinggo, Propinsi Jawa Timur, Indonesia

Kondisi Umum Kota Probolinggo
Peta Kota ProbolinggoKota Probolinggo, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Terletak sekitar 100 km sebelah tenggara Kota Surabaya, Kota Probolinggo berbatasan dengan Selat Madura di sebelah utara, serta Kabupaten Probolinggo di sebelah timur, selatan, dan tengah. Kota ini juga terdapat pelabuhan perikanan yang cukup besar. Letak Kota Probolinggo berada pada 7º 43’ 41” sampai dengan 7º 49’ 04” Lintang Selatan dan 113º 10’ sampai dengan 113º 15’ Bujur Timur dengan luas wilayah 56,667 Km². Disamping itu Kota Probolinggo merupakan daerah transit yang menghubungkan kota-kota (sebelah timur Kota) : Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, dengan kota-kota (sebelah barat Kota) : Pasuruan, Malang, Surabaya. Adapun batas wilayah administrasi Kota Probolinggo meliputi : 1. Sebelah Utara : Selat Madura 2. Sebelah Timur : Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo 3. Sebelah Selatan : Kecamatan Leces, Wonomerto, Sumberasih Kab. Probolinggo 4. Sebelah Barat : Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo. Luas wilayah Kota Probolinggo tercatat sebesar 56.667 Km². Secara administrasi pemerintahan Kota Probolinggo terbagi dalam 3 (tiga) Kecamatan dan 29 Kelurahan yang terdiri dari Kecamatan Mayangan terdapat 11 Kelurahan, Kecamatan Kademangan terdapat 9 Kelurahan, dan Kecamatan Wonoasih terdapat 9 Kelurahan
Timbulnya Ulat Bulu
Ulat Bulu ProbolinggoMusuh alami ulat bulu berkurang merupakan penyebabnya. hujan yang terus menerus mengakibatkan musuh alami ulat bulu, yakni sejenis predator bernama Braconid dan Apanteles tidak mampu bertahan hidup. Selain itu perubahan fase cuaca. Ini disebabkan fase perubahan cuaca yang masih akan berlangsung dalam satu atau dua bulan mendatang. Saat ini, Dinas Pertanian Probolinggo mencatat ulat bulu telah menyebar di 60 desa pada delapan kecamatan.Kedelapan kecamatan itu Leces, Tegalsiwalan, Bantaran, Sumberasih, Wonomerto, Dringu, Banyuanyar,dan Tongas. Cuaca yang cerah sangat membantu mengatasi perkembangan ulat bulu. Tak hanya mengganggu aktivitas warga, ulat bulu juga menyebabkan produksi pertanian terancam menurun.Mangga, produk unggulan Probolinggo yang saat ini sedang berbunga, diperkirakan tidak akan berbuah lantaran menjadi kering. Berdasar catatan Dinas Pertanian, sebanyak 8.877 pohon mangga milik warga dan yang tersebar dibeberapa perkebunan terserang ulat bulu dan terancam gagal panen. Setiap panenan satu pohon mangga setara dengan Rp500.000. Dengan demikian, potensi kerugian dari ancaman gagal panen tersebut mencapai lebih dari Rp4,4 miliar. Pestisida yang digunakan secara berlebihan bisa mengakibatkan kehidupan musuh alami ulat terganggu dan tidak sempat berkembang biak, sehingga tidak mampu mengendalikan populasi ulat. Himbauan agar masyarakat juga tidak perlu takut secara berlebihan karena ulat bulu yang menyerang perkebunan mangga di Probolinggo itu itu adalah dari spesies Dasychira Inclusa atau sejenis ulat berbulu yang tidak gatal dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit.
Ulat Bulu Hanya Menyerang Tanaman Mangga, buka Padi atau Sayuran
Sejauh ini ulat bulu hanya menyerang tanaman mangga dan tidak akan menyerang tanaman lain, seperti padi, sayur, bunga, serta berbagai jenis buah lainnya. Dampak serangan ulat bulu terhadap tanaman ini memang tidak langsung. Kemungkinan meluas ke wilayah Malang Raya dan sekitarnya sangat kecil, sehingga petani tidaj harus merisaukan hal ini.
Tindakan Antisipasi
Jenis ulat bulu di Probolinggo ini tidak gatal dan berbahaya. Masyarakat, bahkan kita merasa tidak nyaman saja melihat ulat berkeliaran di lingkungan. Sebagai antisipasinya, telah dilakukan penyemprotan insektisida atau sejenis cairan Lamda sihalotrin sampai beberapa kali, sehingga kondisinya sudah jauh berkurang. Selain itu, hujan yang terus menerus mengakibatkan musuh alami ulat bulu, yakni sejenis predator bernama Braconid dan  Apanteles tidak mampu bertahan hidup. Sehingga, musuh alami itu tidak bisa mengontrol populasi ulat bulu yang semakin banyak, dan berkembangbiak dengan cepat, bahkan menyebar ke lingkungan penduduk. Dalam proses sirkulasi kehidupan ulat saat masih menjadi telur, musuh alami ulat itu selalu memberikan parasit pada telur ulat, sehingga dari ribuan telur, hanya beberapa telur saja yang lolos dari parasit dan bisa menjadi ulat.  Akibat hujan yang terus menerus terjadi, proses kehidupan musuh alami tersebut terganggu, sehingga tidak mampu memberikan parasit pada telur ulat, akibatnya populasi ulat tidak bisa terkontrol dan menjadi banyak. Selain akibat anomali cuaca, berkembangbiaknya ulat itu bisa terjadi karena pemakaian pestisida secara berlebihan oleh petani, hal ini bisa mengakibatkan terganggunya sirkulasi salah satu kehidupan, termasuk musuh alami ulat tersebut.
 
Source :
  1. Media Indonesia Online
  2. Republika
  3. Rickyuntuk pertanian

0 comments:

Posting Komentar

 
Nasehat Dari Aby Copyright © 2010 Designed by Dwi Isnein Evian Syah.Own Blog