Sabtu, 05 Maret 2011

PAKAIAN dan KANKER

PAKAIAN dan KANKER

Dengan menghambat sirkulasi darah dan getah bening, pakaian ketat dapat memberikan kontribusi pada pembentukan kanker atau penyakit lainnya. Menurut Singer & Grismaijer dalam buku Dressed to Kill: The Link Between Breast Cancer and Bras, wanita yang memakai bra 24 jam per hari memiliki peluang sebesar 75,00% terhadap... kanker payudara (3 dari 4). Jika mereka memakainya lebih dari 12 jam (tapi tidak saat tidur), kesempatan ini adalah 14,28% (1 dari 7). Dengan kurang dari 12 jam per hari, risiko kanker payudara secara dramatis menurun menjadi 00,66% (1 dari 152) dan wanita yang tidak pernah atau jarang memakai bra, berada pada risiko terendah di 00,60% (1 dari 168).

Salah satu (mungkin satu-satunya) cara untuk menjaga payudara tetap sehat dan menarik tanpa bra adalah nutrisi yang tepat & detoksifikasi internal:
“Aku pernah melihat payudara wanita kulit putih yang telah terbentang ke bawah hingga pusar mereka, pada musim semi kembali ke ukuran normal selama beberapa bulan.

Dalam kasus lain, saya mengamati payudara membengkak dengan lemak, lalu menyusut ke ukuran normal. Diet naluriah memastikan bahwa seorang wanita memakan jumlah yang tepat dari protein dan merangsang pembersihan lemak berlebih. Otot meregenerasi dan mengembalikan bentuk tubuh normal secepat mungkin.” Lebih lanjut mengenai makan naluriah, Dr F.X. Mayr meneliti tentang hubungan antara gizi, kebiasaan diet, kesehatan usus dan kesehatan secara keseluruhan berkahir pada kesimpulan yang sama.

Demikian pula kanker testis telah dikaitkan dengan celana ketat. Teorinya adalah pakaian ketat menghambat sistem getah bening yang berfungsi menghilangkan racun penyebab kanker dari tubuh. Dengan terhambatnya sistem getah bening, maka racun penyebab kanker akan menumpuk dan menimbulkan sel kanker. Maka disarankan agar tidak memakai pakaian dalam kecuali jika akan berkegiatan di luar rumah.

Selain itu, gunakanlah pakaian yang menutup aurat, terutama jika saudariku berada di luar rumah. Sinar Ultra Violet dapat merusak kulitmu, dan kerusakan ini dapat menyebabkan kanker kulit. Tentu saja ada faktor-faktor menentukan lain, termasuk gen-mu dan lingkungan saudaraku tinggal. Namun demikian, jumlah matahari yang diterima selama bertahun-tahun dan over exposure (pencahayaan berlebih) yang mengakibatkan kulit terbakar dapat menyebabkan kanker kulit. Kebanyakan orang menerima 80% dari paparan sinar matahari seumur hidup mereka sejak usia 18 tahun. Pesan untuk para orangtua dari hal ini adalah lindungi anak-anak saudara/saudariku.

Tanning adalah respon kulitmu terhadap sinar UV. Ini adalah reaksi protektif untuk mencegah cedera lebih lanjut pada kulitmu dari matahari. Namun, tidak mencegah kanker kulit. Ingat, kanker kulit sangat lambat untuk dikembangkan. Sengatan matahari yang Engkau terima minggu ini dapat mengambil 20 tahun atau lebih untuk menjadi kanker kulit.

Perlu Saudaraku ingat juga bahwa Ultra Violet yang sampai ke bumi saat ini lebih tinggi dari 50 atau 100 tahun lalu. Hal ini disebabkan lapisan ozone yang semakin menurun.

Islam, sekali lagi memberikan solusi. Islam mengajarkan mereka yang sudah aqil baligh agar menutup aurat mereka dengan pakaian yang longgar, tidak ketat. Maka sungguh disayangkan jika masih ada Muslimah yang mengenakan pakaian mini, pakaian ketat (walau menutupi seluruh auratnya), atau pakaian mini yang ketat.

Aturan Islam bukan untuk mengekang, tetapi untuk menyempurnakan ni’mat Allah kepada kita. Hidup memang ni’mat, tetapi hidup sehat adalah ni’mat di atas ni’mat. Maka raihlah keni’matan sempurna dengan menjalankan ajaran Islam.

Wallahu'Alam bishowab

Jumat, 04 Maret 2011

MEMAAFKAN….

MEMAAFKAN….
[Jawaban dari pertanyaan Saudaraku SL]


Saudaraku,
...
Ada kalimat yang menasehati saya, "It's all how you perceive things." Maksudnya, "semuanya tergantung bagaimana kita melihat sesuatu hal." Yang dimaksud kalimat ini adalah, dugaan dan ujian itu tidak ada yang besar atau kecil, Tidak ada yang susah atau senang. Tidak ada yang mampu atau tidak mampu kita tempuhi. Semuanya sama saja. Semuanya datang dari Allah yang Maha Mengetahui. Semuanya bisa kita tempuhi. Sebagaimana firman Allah "- Kami tidak membebani seseorang dengan kewajiban kecuali dengan kesanggupannya .." (QS Al-Anaam 152). Yang membedakannya adalah, bagaimana kita menerimanya. Apakah kita menerima dan menghadapinya dengan penuh ikhlas dan ridho atau sebaliknya?

Maka pengorbanan itu juga sama saja. Bagi yang "Lillahita'ala", tidak ada yang besar atau kecil.Semuanya untuk Allah. Semuanya sama. Semuanya disanggupi. Semuanya akan diredah. Biar berpisah nyawa dari badan, asalkan terlaksana.
Antara pengorbanan yang selalu kita harus tempuhi, yang selalu datang meminta, yang akan menjadi jalan keluar untuk berbagai permasalahan - yang kita sendiri mencari, yang akan dapat menenangkan hati kita adalah ‘memaafkan’.

Bagi orang yang egoistis, me-maaf-kan itu seperti satu kehinaan. "Ah, buat apa aku memaafkan dia?"."Biar sama dengan muka dia!". "Baru puas hati aku lihat dia merana!" Seolah-olah ia tidak pernah berbuat salah. Atau seolah-olah ia bisa berbuat salah, orang lain tidak dapat.

Bagi orang yang kehilangan, me-maaf-kan itu seperti suatu yang terhapus yang sulit untuk diwujudkan kembali yang menurut rasanya tidak akan dapat diwujudkan kembali. Sebagaimana terhapusnya kehilangannya itu.

Kebanyakan manusia, bila dirinya teraniaya, me-maafkan itu seperti merasa dirinya bagai tercampak jauh ke dasar laut. Bila dirinya teraniaya, dia akan merasa karena orang lain yang menganiayanya…’itu bukan salahku!”

Allah sudah nyatakan :

"Dan Allah tidak berkehendak kezaliman pada sekalian makhlukNya." (QS Al-Imran - 108).

"Dan (ingatlah), sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hambaNya." (QS Al-Imran - 182)

Allah juga mengingatkan akan kata-kata penghuni neraka, :
"Maka tidak ada yang mereka katakan ketika datangnya azab Kami kepada mereka , melainkan mereka berkata: 'Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lalim' "(QS Al-Araf - 5). Bahkan Allah menyatakan "Sesungguhnya Allah sekali-kali menganiaya (seseorang) seberat zarrah (debu) .." (QS An-Nisa 40).
"Sesungguhnya Allah tidak menganiaya manusia sedikitpun, akan tetapi manusia lah yang menganiaya diri mereka sendiri." (QS Yunus - 44)

Memang sulit. Kejahatan dan keburukan perbuatan si dia sungguh sulit untuk diterima. Kata-katanya juga menyebabkan kita menjadi semakin panas hati. Semakin dipikir, semakin kalut semerawut. Semakin dipikir semakin sakit hati. Akhirnya kita sendiri tidak bisa kerja atau tidur. Kalau berselisih pasti teringat, pasti harus menahan marah. Kalau terpandang pasti dendam kesumat bergelora.

Itulah keadaannya orang yang terganggu atau "Emotional hijack"(dibuai nafsu). Semuanya serba tak mengena. Semuanya salah. Ada saja yang tak berkenan.

Bagi orang yang egois atau orang yang telah kehilangan, mereka tidak nampak bahwa memaafkan itu satu pengorbanan yang perlu untuk menahan diri kita dari terus-terusan menzalimi diri sendiri.
Katakanlah pada diri sendiri, "Cukuplah Allah dalam hati ini. Cukuplah Allah sebagai pelindungku.Cukuplah Allah yang Maha Adil, yang tidak menzalimi aku. Cukuplah Allah yang Maha Mengetahui.Cukuplah Allah .. Cukuplah Allah .. Cukuplah Allah .. "bisikkanlah kalimat kalimat itu di dalam hati. Pasti dengan izinNya, hati kita akan kurang gelora.

Setelah itu, mohon ampunan dari Allah. Allah mengajarkan ".. Bahwa tidak ada Rabb melainkan Engkau! Maha Suci Engkau! Sesungguhnya aku adalah dari orang-orang yang lalim. "(QS Al-Anbiya - 87).

Setelah itu, maafkanlah sidia. "Bagaimana cara memaafkan sidia sedangkan dia yang berbuat salah tidak meminta maaf?" Orang-orang yang berilmu dahulu, dia akan menghadap orang itu dan dia sendiri akan meminta maaf. Cari jalan agar orang itu meminta maaf. Cari jalan agar tidak berprasangka buruk kepada orang lain. Cari peluang agar yang retak itu tersambung kembali.

Itulah salah satu pengorbanan hidup yang pasti akan datang ke kita.
Yang menuntut agar kita melaksanakannya.
Sebagaimana Allah selalu memaafkan kita.
Selalu berprasangka baik bahwa kita akan berubah suatu hari nanti.
Yang terus-menerus menunaikan janji walaupun kita ingkar, default atau durhaka.
Yang tetap memberikan yang terbaik kepada kita. Tetap menerima taubat hamba-Nya. Tetap menyayangi hamba-hambaNya.

Wallahu’alam bishowab
 
Nasehat Dari Aby Copyright © 2010 Designed by Dwi Isnein Evian Syah.Own Blog