Jumat, 04 Maret 2011

MEMAAFKAN….

MEMAAFKAN….
[Jawaban dari pertanyaan Saudaraku SL]


Saudaraku,
...
Ada kalimat yang menasehati saya, "It's all how you perceive things." Maksudnya, "semuanya tergantung bagaimana kita melihat sesuatu hal." Yang dimaksud kalimat ini adalah, dugaan dan ujian itu tidak ada yang besar atau kecil, Tidak ada yang susah atau senang. Tidak ada yang mampu atau tidak mampu kita tempuhi. Semuanya sama saja. Semuanya datang dari Allah yang Maha Mengetahui. Semuanya bisa kita tempuhi. Sebagaimana firman Allah "- Kami tidak membebani seseorang dengan kewajiban kecuali dengan kesanggupannya .." (QS Al-Anaam 152). Yang membedakannya adalah, bagaimana kita menerimanya. Apakah kita menerima dan menghadapinya dengan penuh ikhlas dan ridho atau sebaliknya?

Maka pengorbanan itu juga sama saja. Bagi yang "Lillahita'ala", tidak ada yang besar atau kecil.Semuanya untuk Allah. Semuanya sama. Semuanya disanggupi. Semuanya akan diredah. Biar berpisah nyawa dari badan, asalkan terlaksana.
Antara pengorbanan yang selalu kita harus tempuhi, yang selalu datang meminta, yang akan menjadi jalan keluar untuk berbagai permasalahan - yang kita sendiri mencari, yang akan dapat menenangkan hati kita adalah ‘memaafkan’.

Bagi orang yang egoistis, me-maaf-kan itu seperti satu kehinaan. "Ah, buat apa aku memaafkan dia?"."Biar sama dengan muka dia!". "Baru puas hati aku lihat dia merana!" Seolah-olah ia tidak pernah berbuat salah. Atau seolah-olah ia bisa berbuat salah, orang lain tidak dapat.

Bagi orang yang kehilangan, me-maaf-kan itu seperti suatu yang terhapus yang sulit untuk diwujudkan kembali yang menurut rasanya tidak akan dapat diwujudkan kembali. Sebagaimana terhapusnya kehilangannya itu.

Kebanyakan manusia, bila dirinya teraniaya, me-maafkan itu seperti merasa dirinya bagai tercampak jauh ke dasar laut. Bila dirinya teraniaya, dia akan merasa karena orang lain yang menganiayanya…’itu bukan salahku!”

Allah sudah nyatakan :

"Dan Allah tidak berkehendak kezaliman pada sekalian makhlukNya." (QS Al-Imran - 108).

"Dan (ingatlah), sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hambaNya." (QS Al-Imran - 182)

Allah juga mengingatkan akan kata-kata penghuni neraka, :
"Maka tidak ada yang mereka katakan ketika datangnya azab Kami kepada mereka , melainkan mereka berkata: 'Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lalim' "(QS Al-Araf - 5). Bahkan Allah menyatakan "Sesungguhnya Allah sekali-kali menganiaya (seseorang) seberat zarrah (debu) .." (QS An-Nisa 40).
"Sesungguhnya Allah tidak menganiaya manusia sedikitpun, akan tetapi manusia lah yang menganiaya diri mereka sendiri." (QS Yunus - 44)

Memang sulit. Kejahatan dan keburukan perbuatan si dia sungguh sulit untuk diterima. Kata-katanya juga menyebabkan kita menjadi semakin panas hati. Semakin dipikir, semakin kalut semerawut. Semakin dipikir semakin sakit hati. Akhirnya kita sendiri tidak bisa kerja atau tidur. Kalau berselisih pasti teringat, pasti harus menahan marah. Kalau terpandang pasti dendam kesumat bergelora.

Itulah keadaannya orang yang terganggu atau "Emotional hijack"(dibuai nafsu). Semuanya serba tak mengena. Semuanya salah. Ada saja yang tak berkenan.

Bagi orang yang egois atau orang yang telah kehilangan, mereka tidak nampak bahwa memaafkan itu satu pengorbanan yang perlu untuk menahan diri kita dari terus-terusan menzalimi diri sendiri.
Katakanlah pada diri sendiri, "Cukuplah Allah dalam hati ini. Cukuplah Allah sebagai pelindungku.Cukuplah Allah yang Maha Adil, yang tidak menzalimi aku. Cukuplah Allah yang Maha Mengetahui.Cukuplah Allah .. Cukuplah Allah .. Cukuplah Allah .. "bisikkanlah kalimat kalimat itu di dalam hati. Pasti dengan izinNya, hati kita akan kurang gelora.

Setelah itu, mohon ampunan dari Allah. Allah mengajarkan ".. Bahwa tidak ada Rabb melainkan Engkau! Maha Suci Engkau! Sesungguhnya aku adalah dari orang-orang yang lalim. "(QS Al-Anbiya - 87).

Setelah itu, maafkanlah sidia. "Bagaimana cara memaafkan sidia sedangkan dia yang berbuat salah tidak meminta maaf?" Orang-orang yang berilmu dahulu, dia akan menghadap orang itu dan dia sendiri akan meminta maaf. Cari jalan agar orang itu meminta maaf. Cari jalan agar tidak berprasangka buruk kepada orang lain. Cari peluang agar yang retak itu tersambung kembali.

Itulah salah satu pengorbanan hidup yang pasti akan datang ke kita.
Yang menuntut agar kita melaksanakannya.
Sebagaimana Allah selalu memaafkan kita.
Selalu berprasangka baik bahwa kita akan berubah suatu hari nanti.
Yang terus-menerus menunaikan janji walaupun kita ingkar, default atau durhaka.
Yang tetap memberikan yang terbaik kepada kita. Tetap menerima taubat hamba-Nya. Tetap menyayangi hamba-hambaNya.

Wallahu’alam bishowab

0 comments:

Posting Komentar

 
Nasehat Dari Aby Copyright © 2010 Designed by Dwi Isnein Evian Syah.Own Blog